Tittle: Would You be My Boyfriend?
Author: @helloimnsa / Nashiha (Me)
Main Cast:
- Yoon Doojoon
- Lee Myunghee
Genre: Romance
Length: Oneshot
Warning: Maybe this fanfic has a lot of typo
-----
Oppa, aku mau kau...
Aish, susah sekali mengatakannya. Aku gugup sekali.
Eothokkeo? Sudah 30 menit, tapi dia belum datang juga. Oppa, kau dimana?
“Hosh... hosh... Lelah sekali” ucap seorang namja dan duduk
didepanku.
“Mianhae, tadi tempat parkirnya penuh. Terpaksa aku memakirkan
mobilku di tempat yang lumayan jauh.” jelas Doojoon oppa dan meminum minumanku. Aku hanya tersenyum kecil melihat tingkah kurang sopannya
itu. Tapi aku sangat menyukai nya. Sangat sangat sangat menyukai nya.
Dia adalah kakak kelas sekaligus temanku sejak SMP, sampai sekarang. Jarak umur
kami berbeda 2 tahun. Dia tahu semua tentangku, dan begitu juga sebaliknya. Tapi
ada satu hal yang tidak aku tahu. Apa dia menyukai ku? Atau tidak?
“Oh, ne. Kau ingin membicarakan apa?” tanya Doojoon oppa
dengan wajah serius.
“Eh, eh. Bagaimana ya? Susah untuk mengatakannya, oppa...”
jawabku sedikit kaku, sambil menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal.
“Ya! Gwenchana. Aku tidak akan marah. 'Kan kita sudah
berteman lama, jadi tidak perlu takut. Katakan saja...” jelas Doojoon oppa dengan
senyuman khasnya itu. Tuhan, aku semakin gugup ketika Doojoon oppa seperti itu. Tapi
perkataannya benar juga, aku dan dia sudah berteman lama. Baiklah, akan aku
katakan!
“Hmm, Doojoon oppa...”
“Ne?”
“Mungkin, ini akan terdengar gila untukmu. Tapi, kau jangan
marah padaku.” Doojoon oppa hanya terdiam dan memperhatikan perkataanku.
“Aku... Aku menyukaimu, oppa. Apa kau mau menjadi namjachingu
ku?” Doojoon oppa terdiam. Tak lama, dia tersenyum-senyum sendiri. Apa dia menertawakan aku? Kau jahat oppa!
...Doojoon’s side
“Mungkin, ini akan terdengar gila untukmu. Tapi, kau jangan
marah padaku” Aku hanya diam mendengar kata-katanya itu. Aku pun terus memperhatikannya.
“Aku... Aku menyukaimu, oppa. Apa kau mau menjadi namjachingu
ku?”
Mwo? Apa aku tidak salah dengar. Atau dia hanya main-main
saja? Aku hanya terdiam dan tersenyum kecil mendengar kata-katanya.
Dia bangun dari tempat duduknya dan memukulku dengan novel tebal miliknya. “Kau jahat, Doojoon oppa! Kau tidak mengerti perasaanku!”
ketusnya lalu pergi meninggalkanku.
Aish, sakit sekali! Dia kenapa? Apa dia sakit? Tunggu, apa ucapannya tadi itu serius?
-----
Aku terus mencari Myunghee di area kampus, tapi dia tidak
terlihat sama sekali. Teman-temannya saja tidak tahu kemana dia. Pesanku tidak dibalas, aku berusaha menelfonnya tapi hasilnya nihil. Myunghee,
neo eodie? Padahal aku ingin menjawab pertanyaanmu yang kemarin. Kenapa kau kabur dariku?
“Eh eh, Junhyung-shi. Apa kamu melihat Myunghee?” tanya ku
pada Junhyung yang lewat didepanku.
Dia terlihat berpikir, “Myunghee? Myunghee yang mana?” tanya Junhyung balik padaku
“Itu, Lee Myunghee, nae chingu. Yang suka datang ke apartemen
kita.” jelasku pada Junhyung sedikit terburu-buru.
Junhyung terlihat berpikir lagi. “Lee Myunghee. Ah~ Aku ingat sekarang! Kalau tidak salah aku lihat dia
pergi ke aula.” jelas Junhyung sambil menunjuk ke aula.
“Ke aula? Geure... Gomawo, Junhyung-shi!” kataku dan
meninggalkan Junhyung.
Aku pun langsung berlari ke arah aula. Tidak peduli mahasiswa lain melihatku dengan tatapan aneh, yang kupikirkan saat ini adalah berdiri di hadapan Myunghee dan menjawab pertanyaannya itu.
Saat aku akan membuka pintu aula, tiba-tiba ada yang
memanggilku. “Doojoon hyung!” teriak seseorang dari jauh.
“Eh, Yoseob!” teriakku balik dan mengurungkan niatku membuka pintu aula.
“Hyung, bagaimana untuk project ulang tahun Gikwang nanti?
Katamu akan kita rencanakan besok.” tanya Yoseob padaku. Aish, padahal aku
sedang buru-buru untuk menemui Myunghee.
“Hmm, memang akan kita rencanakan besok. Jadi bilang saja
pada yang lain” jawabku dengan wajah tenang sambil menepuk kecil pundak Yoseob. Padahal aku sedang buru-buru
sekali
Saat aku mengobrol-ngobrol dengan Yoseob, Myunghee keluar
dari aula dan melihatku sekilas. Wajahnya lesuh dan matanya sembab, mungkin dia
habis menangis. Dan ketika melihatku sekilas dia langsung berjalan cepat untuk
menghindar dariku. Aku pun langsung meninggalkan Yoseob untuk mengejar Myunghee.
“Nanti akan aku beritau rencananya!” teriakku pada Yoseob
sambil mengejar Myunghee.
Myunghee melihat ke arahku sekilas dan mempercepat jalannya.
Aku pun ikut mempercepat jalanku. Lama kelamaan dia lari dengan cepat. Aku pun mempercepat
lariku agar mendapatkannya. Aku terus mengejar nya, dan aku berharap dia lelah
Dia memberhentikan larinya, terlihat lelah. Aku langsung memegang tangannya agar dia tidak kabur lagi. “Kau mau apa, oppa?!” tanya nya sambil teriak-teriak. Aku menatapnya dengan tatapan sedikit takut. Tak biasanya dia marah padaku.
“Harus nya aku yang tanya. Kenapa kau lari dariku? Kau marah
padaku?” tanyaku balik dan terus berusaha menggenggam tangan kanannya. Dia hanya terdiam, lalu keluar air mata dari matanya yang
indah itu, berusaha melepas pegangan ku supaya dia bisa lari dariku.
Karena aku takut peganganku lepas, aku pun langsung memeluknya agar dia tidak kabur lagi. “Kenapa kau kabur, Myunghee-ah? Padahal aku ingin menjawab pertanyaanmu
yang kemarin” jelasku sambil mengelus rambut nya yang berwarna hitam dan
dibiarkan terurai itu.
Myunghee hanya diam dan menangis kuat di pelukanku. “Mi-mianhae, Doojoon oppa. Saat itu emosi ku sedang tidak
terkontrol...” lirihnyanya lalu membalas pelukanku.
“Gwenchana. Lagipula, pipi ku yang kau pukul dengan novel tebalmu itu kemarin
sudah agak baikan.” jelasku bermaksud menenangkannya.
“Huaaaaaa...” dia menangis semakin kencang mendengar ucapanku
tadi.
Aku yang mendengarnya langsung kaget. “Eh, sudah-sudah. Gwenchana. Aku tidak marah padamu,
Myunghee-ah” jelasku lagi dan mengelus rambut nya lagi.
Dia hanya diam. Aku tersenyum melihat tingkah nya yang
seperti anak kecil itu.
“Ne, aku mau jadi namjachingu mu.” bisikku tepat ditelinga nya. Myunghee hanya terdiam kaku mendengar ucapanku. “Aku sudah lama menyukaimu. Tapi aku pendam perasaan itu,
hingga kau tidak tahu. Aku takut, kalau kau sampai tahu, kau tidak mau berteman lagi denganku.”
Dia terdiam lagi. Hening. “Huaaaaaaaaaaa...” tangisannya lebih kencang dari yang tadi.
“Ya! Kau kenapa? Kau sakit? Apa ucapanku tadi salah?” tanya ku
merasa bersalah. Aku melepas pelukanku dan memegang pundak nya.
“Anie. Gomawo, Doojoon oppa. Gomawo, sudah mau menjadi
namjachingu ku” jawab Myunghee sambil menghapus air matanya.
Aku tersenyum dan memeluknya lagi
Cheonmaneyo, Myunghee-ah...
=The End=
0 comments:
Posting Komentar